28 Jun 2016

Bimbang

19 tahun bukan umur yang bisa dikategorikan lagi sebagai anak anak, tapi bukan juga sebagai orang yang dewasa. Pengalaman hidup memang belum terlalu banyak sehingga bisa menjadi seseorang yang sok tau tentang kehidupan ini. Terutama "Percintaan". Apalah arti 19 tahun dengan berkelana mencari pasangan yang tepat kalau memang dia bukanlah untuk kita. Saat kita sudah yakin dengan seseorang, ternyata ada orang lain yang lebih. Dikhianati? Disakiti? Ditinggalkan? Hanya contoh kecil di hubungan yang kata orang hanya cinta sesaat atau cinta monyet.

Aku memang manusia biasa. Jika kau mengira aku adalah orang yang tegar, maka buanglah jauh pikiran itu. Karena aku hanyalah orang yang lemah. Orang yang tidak tau apa-apa, tapi berusaha mengerti dan memahami apa itu cinta. Namun sekuat tenaga aku berusaha, hasilnya selalu diragukan. Aku mencoba untuk merubah sikap dan pola pikirku tentang cinta, tapi hasilnya sama saja. Lalu apa yang salah denganku?

Aku berusaha lebih mengetahui tentang cinta, tapi aku tidak bisa bohong bahwa aku sendiri tidak bisa mengerti dan menjalani cinta itu. Aku berusaha menjadi dewasa dengan berpikir positif dan mencoba mencari jalan keluar dengan kepala dingin, Aku tau itu tidak terjadi di setiap pertengkaran. Karena aku berharap semua akan kembali seperti semula apapun dan bagaimanapun caranya. Aku hanya bisa memegang 5 prinsip dalam sebuah hubungan:
1. Saling percaya
2. Saling setia
3. Saling jujur
4. Saling menyayangi, dan
5. Saling mencintai.
Apakah prinsip saya terlalu sederhana? Bukankah sesuatu yang sederhana jauh lebih mudah untuk dikerjakan? Namun mengapa kelima prinsip ini sangat sulit untuk dilakukan? Apa aku telah salah memilih?

Bukan aku menyerah. Tapi seperti yang sudah aku bilang. 19 tahun bukan berarti aku bisa mengatasi segalanya. Sepanjang apapun perjalananku, aku tidak akan pernah bisa memahami cinta ini. Apakah perasaan ini terlalu kuat sehingga aku hanya bisa menangis dan menyerah? Apakah perasaan aku tidak cukup sehingga aku selalu ragu harus bertahan atau menyerah? Apakah justru perasaan ini sesungguhnya tidak ada sehingga aku tidak bisa bertahan? Bantu aku Tuhan..

Aku hanya ingin setia. Aku tidak pernah meragukan kepercayaan yang diberikan kepadaku pun yang telah kuberikan. Tapi saat itu diragukan, aku bisa apa? Aku memang tidak bisa membuktikan setiap kepercayaan yang ada. Lihatlah apakah yang aku lakukan tidak cukup membuktikan itu? Jika kurang, katakan. Aku akan berusaha lebih keras lagi. Tapi jangan suruh aku untuk menyerah. Karena sekali menyerah, saya tidak akan bangkit lagi untuk hal yang sama.

Dan saat ini aku bingung. Bingung harus bagaimana? Ingin mengungkapkan. Tapi ungkapkan pada siapa? Lewat apa? Aku hanya bisa menulis cerita yang aku sendiri tidak tau apa maksudnya. Aku bimbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar