26 Des 2015

Siapa yang Mengingatku?

Tahun ini adalah tahun ke-4 aku bersama dia. Ya. Masih dengan orang yg sama. Aku juga heran mengapa kita bisa bertahan sampai sejauh ini. Padahal jarak telah memisahkan kita hingga ratusan kilometer. Tapi untungnya ada berbagai media sosial yg dapat dimanfaatkan untuk tetap berkomunikasi. Makanya sekarang aku senang sekali menggunakan fitur "Vidcall" atau "Video Call". Dengan fitur ini aku tidak hanya bisa mendengar, tapi juga bisa melihat apa yg sedang dilakukan. Aku sangat beruntung mempunyai fitur ini.



Namun, seiring berjalannya waktu. Terlalu banyak masalah yg datang silih berganti. Mulai dari kecurigaan, perselingkuhan, hingga hal-hal fatal lainnya yg semakin membuat hubungan ini seperti berada di ujung tanduk. Aku sering merasa pasrah dan dengan cepat ingin mengakhiri hubungan ini. Aku mengaku bahwa aku pernah melakukan kesalahan. Tapi jujur saja tetap lebih banyak kesalahan yg dia lakukan. Dan sering kali itu membuatku berurai air mata untuk kesekian kalinya.

Aku tidak tau mengapa begitu cepat aku memaafkannya. Entah aku terlalu menyayanginya atau termakan rayuannya. Bagiku selama aku masih membutuhkannya dan dia berusaha memperbaikinya, itu tak masalah.

Akhir-akhir ini, ada satu hal yg membuatku resah. Kebiasaan dia yg dahulu kini muncul lagi. Dan aku tidak ada di sampingnya sehingga aku tidak bisa mengawasi dia. Sangat disesalkan. Kepercayaan yg telah aku bangun beberapa tahun ini, keyakinan bahwa dia tidak akan mengulanginya lagi, hilang seketika. Aku hanya bisa menangis dan menangis setiap kali aku mengingatnya. Mungkin baginya itu adalah masalah sepele. Ia tidak ingin aku ikut campur dan ingin menyelesaikannya sendiri. Tapi seharusnya dia tau bahwa dalam suatu hubungan tidak bisa berjalan sendiri. Dia telah memilih aku untuk jadi pasangannya dan aku berhak untuk masuk dalam hidupnya. Apa aku salah jika aku ingin ikut campur demi kebaikannya sendiri?

Bukan hanya karena aku tidak suka orang seperti dia, tapi juga karena aku menekuni bidang kesehatan. Bagaimana seseorang yg bekerja di bidang medis tidak bisa mengendalikan orang terdekatnya sendiri? Tapi bukan itu masalah terbesarnya. Aku KECEWA. Sebuah kekecewaan saja dapat membuahkan hasil yg buruk. Dan aku sungguh kecewa. Tapi apa yg bisa aku lakukan? Aku tidak ada di sana. Aku tidak bisa menghalangi dia bahkan hanya untuk tidak memegang barang itu. Dia pun selalu menghadapinya dengan santai saat aku singgung. Aku......tidak bisa apa apa.

Sekarang pun dia juga sudah mulai sering melupakanku. Terutama saat dia bersama teman-temannya. Dalam sekejap aku hilang dalam ingatannya. Dia yg selalu menemaniku. Dia yg selalu menenangkanku saat aku menangis. Dia yg menghiburku saat aku sedih. Dia yg mengangkatku saat aku mulai terlupakan.

Namun, saat dia membuatku menangis................................siapa yg menenangkanku?
Saat dia membuatku sedih...........................................siapa yg menghiburku?
Dan saat dia melupakanku...................................SIAPA YG MENGINGATKU?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar